Selasa, 25 Juni 2013

MEMAKNAI REUNI


Reuni : makanan apa …?

Kurang lebih selama kurun waktu lima-tujuh tahunan ini, REUNI  tampaknya menjadi sebuah kata yang  ditunggu-tunggu oleh banyak orang yang sudah lama tak bersua. Reuni menjadi sebuah alternatif acara yang dinanti dan dirindukan bagi setiap orang yang pernah mempunyai komunitas di masa lalu, entah di sekolah, di pergaulan sosial, dunia pekerjaan atau komunitas di dunia maya sekalipun. Reuni seolah berubah menjadi kata ajaib yang tiba-tiba bisa menyatukan kita semua dalam sebuah momentum keakraban, kebersamaan dan kegembiraan.

Menurut definisi Cambridge Advanced Learner’s Dictionary Third edition, kata reuni (reunion) memiliki dua makna:
“a social event for a group of people who have not seen each other for a long time”
“situation when people meet again after they have not seen each other for a long time”

Ada persamaan dan perbedaan dari dua pengertian di atas. Persamaannya adalah dalam konteks waktu pertemuan orang atau kelompok yang sudah sekian lama tidak bertemu. Tidak ada parameter yang jelas mengenai “for a long time”, sehingga bisa kita persepsikan ke berbagai jangka waktu, misalnya : setahun, 2 tahun, atau 25 tahun dan sebagainya.

Membandingkan kedua definisi reuni tersebut juga kita temukan perbedaan pada “ciri”nya. Pengertian pertama lebih condong kepada event atau kegiatan sedangkan pengertian kedua lebih cenderung pada situasi. Bila reuni dipandang sebagai sebuah event, maka dibutuhkan perangkat (panitia), acara dan pengisi acara, hidangan dan sebagainya. Namun, ketika reuni dimaknai dalam konteks situasi, maka sifatnya lebih cair, artinya reuni tidak perlu tempat, hidangan dan pengisi acara khusus.

Dalam konteks pengertian reuni yang kedua, sifatnya lebih cair dan informal karena lebih menekankan pada situasi bukan pada acara, tempat atau hidangan. Artinya, reuni bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Apabila bertemu dengan kawan sekolah yang sudah lama tidak bertemu, kemudian duduk di angkringan sambil minum wedang kopi dan nasi kucing dan pada waktu yang bersamaan mereka berbagi cerita, maka itulah reuni. Di sini lebih menekankan pada situasi yang lebih informal, santai dan tanpa harus repot merencanakan kapan dan dimana acara reuni akan dilakukan. Acara reuni ini tidak membutuhkan kata-kata sambutan yang lazim dilakukan di reuni pada definisi yang pertama.


Kata Reuni sendiri merupakan gabungan dari kata “RE” dan “UNI”

“Re” mengandung arti kembali, sedangkan “Uni” berarti satu kesatuan. Sehingga “Re-Uni” bermakna sebagai sebuah kegiatan yang menyatukan kembali segenap komponen yang terpisah baik oleh waktu maupun tempat. Memang tidak ada batasan yang pasti seberapa lama sebuah reuni akan diadakan setelah berpisah, seberapa banyak orang yang harus disatukan. Reuni memang ada yang berskala besar, seperti reuni akbar di sekolah yang mempersatukan beberapa angkatan sekaligus, atau reuni dalam skala kecil, yaitu reuni yang sekedar menyatukan teman-teman dekat yang sebenarnya masih sering bertemu dan belum lama terpisah.

Dewasa ini reuni menjadi sebuah agenda tambahan di musim liburan yang kian mem-“budaya” saja.  Kesulitan dan tantangan ketika akan mengadakan reuni adalah bagaimana harus mengumpulkan sebanyak-banyaknya teman dan mencari alamat keberadaan kawan yang sudah sekian  lama berpisah. Semakin lama perpisahan itu terjadi maka akan semakin sulit dan penuh tantangan pula untuk mengumpulkan para peserta reuni. Kecenderungannya setelah lulus sekolah, mereka langsung tersebar dan terpencar ke wilayah yang berbeda, bisa luar kota atau luar negeri. Meski, masih tetap ada juga yang tinggal dan menetap dalam satu wilayah tujuan reuni , bahkan tidak sedikit diantaranya yang sering bertemu.

Tetapi dengan adanya bebagai kemudahan fasilitas dan sarana teknologi informasi komunikasi yang ada sekarang  semacam internet dan telepon, entah melalui jejaring sosial facebook, twitter, SMS maupun BBM-an, kendala mengumpulkan mereka yang akan kita undang untuk hadir dalam sebuah acara reuni semakin gampang teratasi meskipun mereka sudah tersebar di mana-mana.

Cara menyikapi ajakan pun undangan terhadap acara reuni itupun juga beragam, ada yang sangat antusias karena segera ingin berjumpa sahabat lama, ada yang biasa-biasa saja tetapi tidak jarang yang bersikap skeptis bahkan ada juga yang cenderung ‘negatif thinking’ serta menganggap bahwa sebuah acara reuni itu tidak penting dan tidak ada manfaatnya sama sekali serta hanya menghambur-hamburkan uang saja.  Semuanya sah-sah saja.

Ada yang bilang bahwa reuni itu memiliki beragam tujuan. Reuni dimaknai sebagai ajang menyambung silaturahmi dan persahabatan, mengenang dan memutar masa lalu yang telah terlewati dan ada pula yang berkata reuni juga hanya  dipakai sebagai ajang “pamer”. Lalu, aapa yang dipamerkan? Bisa pamer istri, pamer anak, pamer mobil dan lainnya. Untuk maksud  yang pertama dan kedua  cenderung banyak orang yang akan menyetujuinya, tetapi belum tentu se-ia dengan pernyataan yang terakhir.  Ada yang menyetujui, ada yang menolak atau ada yang netral, itu wajar-wajar saja. 

Namun, apapun tujuan reuni, bejumpa dengan banyak teman-teman lama itu dalam satu tempat sekaligus adalah peristiwa yang akan menorehkan kesan tersendiri bagi kita masing-masing. Rasa rindu, senang, terharu, malu sangat mungkin akan  berbaur menjadi satu . Yang terpenting dalam sebuah reuni itu adalah esensinya dan bukanlah sensasinya.



Reuni : bukan pertemuan para alumnus sukses saja.

Ada kesan reuni adalah pertemuan kembali para alumnus yang sudah sukses dalam kehidupan, baik berumah tangga atau pekerjaan. Mereka yang sudah berhasil menjadi pejabat atau pengusaha sukses dengan bersemangat dieluk-elukan sebagai alumnus yang berhasil, dan dipuji karena telah mengangkat nama harum almamater. 

Sedangkan mereka yang merasa tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan :  “Sudah menikah?”, “Sudah punya anak berapa?”, “Bekerja di mana?”, “Jabatannya apa?”, dan berbagai pertanyaan basa-basi antar teman yang sudah lama tidak bertemu, merasa minder dan malu untuk datang.

Kalau reuni adalah ajang untuk unjuk kesuksesan dalam hidup dan pekerjaan, betapa kasihannya teman-teman yang kebetulan tidak seberuntung itu. Karena mungkin sudah nasibnya harus bekerja sebagai buruh, petani, atau mungkin pedagang keliling. Mereka adalah juga alumnus yang berhak untuk datang dan bertemu dengan teman-teman lamanya yang juga dirindukan.

Sebagai pembangkit motivasi, teman-teman yang sudah sukses barangkali bisa memberikan dorongan semangat, baik berupa pengalaman, atau berupa bantuan nyata sehingga teman-teman lainnya bisa menduplikasi kesuksesannya. Dan kepada teman-teman yang kebetulan merasa “belum sukses”, sebaiknya juga jangan berpikiran sempit, dan merendahkan diri terlalu dalam sampai tidak datang. Siapa tahu, dalam sebuah reuni kita bisa menemukan jalan menuju kesuksesan itu, dari tangan seorang teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Kita semua masih teman, kawan.


Reuni : bukan sekadar hura-hura tanpa makna.

Apa sesungguhnya manfaat sebuah reuni? Reuni memiliki sisi positif untuk kesehatan dan keharmonisan hubungan pertemanan. Reuni bisa dijadikan ajang bersosialisasi guna merekatkan kembali tali persahabatan. Reuni juga bermanfaat untuk mengembalikan peranan seseorang yang mungkin sudah terkikis waktu.

Sebuah penelitian juga pernah mengungkap, ternyata kegiatan santai ini juga bisa membuat orang berumur panjang. Sebuah penelitian bahkan pernah menemukan bahwa seseorang yang banyak dikelilingi teman dan saudara kemungkinannya meninggal lebih cepat akan berkurang 50 persen dibandingkan mereka yang tidak memiliki kehidupan sosial. Orang-orang yang memiliki kehidupan sosial yang cukup aktif rata-rata hidup 3,7 tahun hidup lebih lama. Merasa sendirian dengan sedikit dukungan sosial meningkatkan risiko kematian, seperti kecanduan alkohol atau obesitas. 

Dukungan emosi yang didapatkan dari teman dan orang tercinta dapat membantu mengurangi beban masalah. Hal ini sangat penting agar tidak memicu stres atau depresi berat yang bisa menjadi penyakit dan memicu kematian lebih cepat. “Seseorang yang mendapat dukungan dan hubungan sosial yang positif, tekanan darah, gula darah, metabolisme, dan stres hormonnya lebih stabil,” kata Teresa Ellen Seeman, profesor medis dari UCLA School of Public Health.(vivaNews)

Ada pula yang memandang reuni dari sisi negatif sebagai kegiatan yang identik dengan hura-hura. Padahal, reuni tak harus menghambur-hamburkan uang. Tapi itu semua juga tergantung penggeraknya. Jadi kadang-kadang keberhasilan reuni tergantung keseriusan dari pengerak. Kalau pengeraknya yang memiliki building comunity, biasanya hura-huranya tidak menjadi fokus, pasti akan ada tujuan yang lebih baik, misalnya pengumpulan dana untuk membantu pengadaan sarana pendidikan bagi sekolah, mengusahakan bea siswa bagi anak didik yang kurang mampu tapi berprestasi di sekolah itu, dll.

Lau, apa ukuran keberhasilan sebuah reuni? Ukuran keberhasilan sebuah reuni bagi tiap penyelenggara memang berbeda-beda. Saya pribadi memandang, suksesnya reuni bukan hanya dilihat dari jumlah orang yang hadir, atau dari meriahnya acara pada saat hari pelaksanaan saja. Melainkan bagaimana penyelenggara atau panitia  bisa menciptakan sebuah suasana yang nyaman untuk semua orang, yang akan menjadi landasan bagi kelanjutan pertemuan-pertemuan berikutnya. Jika memang berhasil, maka akan terbentuk komunitas baru yang terdiri dari wajah-wajah lama. Saat ini, dimana orang berlomba untuk membentuk komunitas dengan berbagai tema, banyak dari unsur dalam reuni sekolah yang sudah bisa digarap secara langsung untuk membuat komunitas yang solid.

Apa persamaan maraknya reuni antara di Indonesia dan luar negeri? Kalau di Indonesia dari kecil kita sudah terbiasa dengan grup culture, tapi kalau di luar negeri mereka lebih individual, jadi mereka lebih kepada traksaksional. Di luar negeri, masyarakatnya bertemu hanya karena ada urusan. Kalau kita, tidak seperti itu. Orang Indonesia ketemu bukan karena ada urusan, tapi karena hubungan pertemanan dengan grup culture. Dari kecil kita sudah mengenal yang namanya keluarga besar dan kita merasa dekat dengan mereka semua. Nah, ini berbeda dengan situasi di luar negeri. Mereka hanya mengenal keluarga inti. Jadi kita bisa membentuk reuni dengan mudah karena sejak kecil kita sudah terbiasa dengan istilah kumpul-kumpul. Kalau di luar negeri, mereka harus ada tujuan untuk itu.(kompas.com)



Sisi Psikologis Dari Sebuah Reuni

Bagi kebanyakan orang, reuni merupakan suatu kebutuhan psikologis sebagai bentuk “penyegaran” diantara rutinitas yang mungkin agak “ menjenuhkan “.  Bertemu teman lama yang sudah bertahun-tahun tidak jumpa dengan menghabiskan waktu hanya untuk bercerita tentang kenangan masa lalu dengan dipenuhi canda tawa , menyanyi bersama , berbagi pengalaman hidup masing-masing selama bertahun-tahun tidak jumpa, melakukan hobi bersama dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan ketika bertemu teman lama, yang intinya hanya satu : mengenang kembali kehidupan masa lalu kita.

Setiap mendapatkan undangan reuni, rasanya sudah tidak sabar ingin bertemu dengan mereka-mereka yang pernah hadir di kehidupan kita dimasa lalu. Apalagi sahabat karib. Salah satu bentuk kerinduan yang ingin diwujudkan yang selama ini mungkin terpisahkan jarak, ruang dan waktu , terutama bagi yang merantau jauh ke tanah seberang apalagi ke negeri orang, moment reuni tentunya sangat besar maknanya.

Reuni bagi sebagian orang bisa membawa pengaruh positif-negatif, mempunyai makna yang besar-kecil dll. Tergantung dari masing-masing individu. Karena satu hal yang harus diingat bahwa tidak semua orang berkembang “sama” secara psikologis. Dalam perkembangannya seiring berjalannya waktu, ada yang berkembang secara konstruktif maupun destruktif. Masa lalu ada yang mengenangnya sebagai suatu hal indah yang ingin dikenang dan diulang kembali, atau bahkan ada yang memandang masa lalu sebagai suatu hal yang harus di kubur dalam-dalam bahkan menyimpan sebuah peristiwa traumatik. Bayangkan apabila harus dipertemukan kembali dengan hal-hal yang berhubungan yang peristiwa “traumatik” itu. Ini bisa menyangkut peristiwa, individu, tempat, benda ataupun perilaku yang mungkin akan ditemui kembali dalam sebuah acara reuni. Apakah ada yang menjamin semua akan baik-baik saja ?

Dalam psikologi, ada yang dinamakan regresi, yang dicetuskan oleh Seorang Tokoh Psikologi , Sigmund Freud. Regresi adalah salah satu bentuk defend mechanism ( mekanisme pertahanan diri ) , dimana seolah-olah kita kembali ke masa anak-anak ketika kita menghadapi suatu situasi, yang semestinya kita hadapi secara dewasa. Memang tidak semua perilaku regresi buruk. Menangis, itu salah satu bentuk dari regresi. Tetapi jika reaksi tersebut ditunjukkan terlalu sering dan berlebihan, tentunya akan menjadi sebuah respon yang akan menyulitkan untuk perkembangan kedewasaan berikutnya.

Dewasa ini, menjamurnya situs-situs jejaring sosial di dunia maya seperti facebook, twitter dll, yang bisa menghubungkan kembali dengan teman-teman lama merupakan sarana yang bisa memfasilitasi untuk mengadakan sebuah reuni. Tentu saja hal ini merupakan sebuah dampak positif yang bisa menghemat jarak, ruang dan waktu, cukup efektif dan efisien.
Dilihat dari sisi psikologis, sebuah reuni mempunyai makna sebagai berikut :

  1. Bentuk Silaturrahmi. Bertemunya kembali dengan teman-teman di masa lalu mempererat tali persaudaraan yang membawa efek kedekatan secara emosional yang terjalin secara positif tentunya.
  2. Bentuk Self Esteem. Melalui sebuah reuni, seseorang juga bisa mendapatkan self esteem / harga diri. Hal yang satu ini merupakan sebuah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri atas apa yang telah dicapai selama ini. Saat reuni pasti bertemu dengan teman-teman lama yang tentunya tahu sifat kita yang dulu. Mungkin dulu kita dianggap tidak mampu maka reuni dapat dijadikan sebagai sebuah pembuktian diri bahwa dia telah berhasil. Self esteem melalui teman-teman lama mempunyai dampak yang lebih besar. Jika self esteem itu terpenuhi maka kehidupan psikologis orang tersebut akan lebih stabil dan mapan.
  3. Bentuk Refleksi. Reuni yang digelar secara besar-besaran atau sederhana dapat memenuhi kebutuhan manusia untuk merefleksi diri atau menilai diri,menjaga keterlibatan dirinya dalam sebuah komunitas sebagai bentuk identitas diri, dan juga untuk memenuhi kebutuhan atas keberakaran (asal-usul) yang jelas.
  4. Bentuk Monumen Perkembangan diri. Reuni merupakan semacam sarana untuk melihat kembali diri kita beberapa tahun ke belakang. Dengan melihat masa lalu, seseorang akan mengerti bahwa kehidupan yang dia jalani selama ini merupakan suatu hal yang sangat penting. Setiap orang melalui kenangannya pasti akan membuat monumen-monumen dirinya agar dapat selalu mengingat bahwa dia berkembang.
  5. Bentuk Relaksasi. Acara reuni biasanya digelar dengan penuh keceriaan atau bahkan memungkinkan pesertanya untuk merasakan kembali masa mudanya maka reuni juga dapat berfungsi sebagai pelepasan stres atau memberikan efek katarsis. Yaitu melepaskan energi-energi negatif atau tekanan-tekanan dalam kehidupan. Reuni juga bisa dijadikan alternatif kegiatan rekreasi yang memberi efek relaksasi jika acaranya dikonsep penuh kegembiraan.
Asal kita bisa mengambil sisi positif dari sebuah reuni tentunya ini akan menjadi sebuah sarana untuk pengembangan diri kita di kemudian hari. Dimana kita bisa memperluas cakrawala pandang kita, memperluas koneksi dan wawasan yang mungkin bisa menunjang perkembangan diri dan karir kita.


Reuni : Bagaimana menyelenggarakannya?

Saya pernah terlibat menjadi salah satu panitia reuni. Banyak pengalaman yang bisa saya pelajari dalam proses penyelenggaraannya  dan memang  cukup banyak tantangan yang musti kita hadapai sebagai panitia ketika  akan mengadakan sebuah acara reuni. Dinamika dalam  suatu penyelenggaraan sebuah reuni : ada pembentukan panitia, banyak rapat, pengumpulan dana, memikirkan acara, perlengkapan yang diperlukan, menyebar undangan, mencari alamat teman-teman dan seterusnya. Sangat merepotkan dan menyita cukup banyak waktu. Tetapi semua kerumitan itu akan menjadi tampak mudah manakala ada kerja sama yang baik antar panitia, dukungan yang positif dan animo dari banyak teman yang bersedia hadir, dukungan yang baik dari pihak sekolah , dukungan dana dari sponsor ataupun donatur dan lain sebagainya.

Salah satu peristiwa yang pasti akan dihadapi oleh setiap kepanitiaan reuni  adalah berjumpa dengan teman-teman yang merasa minder atau rendah diri untuk menghadiri acara reuni, yang  mungkin dikarenakan kurangnya kesuksesan yang diraih pada dirinya, sehingga ada perasaan malu ketika bertemu dengan kawan lamanya. Ketika menghadapi  para sahabat yang kebetulan nasibnya kurang beruntung tersebut, panitia musti mempunyai kebijaksanaan tersendiri sehingga kawan-kawan kita itu bisa tergerak hatinya  termotivasi dan bersedia hadir tanpa diberatkan oleh beban iuran dan kontribusi disampaikan secara jelas bahwa tujuan reuni bukanlah semata-mata sekadar untuk hura-hura tetapi untuk merajut dan menjalin kembali tali persahabatan lama yang mungkin sudah mulai menipis dan sudah banyak yang putus.  Syukur-syukur setelah melalui perjumpaan dengan kawan lama dan kembali tersambung tali silatuhmi yang tadinya putus, mereka yang telah sukses ada yang berbaik hati dengan memberikan perhatian dan bantuan yang proporsional dan masuk akal. Boleh percaya ataupun tidak,  dengan semakin banyaknya pertemanan akan semakin memungkinkan datangnya peluang  rejeki dalam kehidupan kita sehari-hari.

Beberapa hal yang kalau dipandang bermanfaat, bisa dijadikan acuan dalam penyelenggaraan sebuah acara reuni. Di awali dengan adanya TEST GAGASAN dari satu atau lebih orang yang memandang perlunya diselenggarakan sebuah reuni, sekiranya “gayung bersambut” segera ditindaklanjuti dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Kumpulkan Daftar Teman. Langkah pertama yang harus ditempuh adalah mengumpulkan daftar sebanyak-banyaknya teman-teman yang akan diundang pada acara reuni tersebut. Kita bisa memanfaatkan jaringan pertemanan online yang kini sudah sangat familiar di lingkungan kita, misalnya facebook atau Blackberry Messanger (BBM). Buat group di facebook atau BBM dan sampaikan maksud kita akan menyelenggarakan acara reuni tersebut. Sehingga kita tidak perlu melakukan tatap muka langsung untuk membicarakan gagasan ini, cukup dilakukan secara online saja.

Bentuk Panitia Kecil. Sambil mengumpulkan Daftar teman-teman, dan telah kita ketahui tidak sedikit  dari mereka setuju untuk diselenggarakannya reuni sekolah, buat segera tim kecil atau panitia kecil reuni sekolah. Tidak perlu susah-susah, sampaikan di forum Facebook atau BBM siapa saja yang mau menjadi panitia atau setidaknya mengelola  acara ini nanti. Kalau karena kesibukkan masing-masing peserta reuni masih sangat tinggi, tawarkan kesediaan 2 orang sebagai contact person untuk masing-masing kota: 1)Kota di mana sekolah kita berada; 2)Kota-kota lain yang dianggap representatif, misalnya : Jakarta,  karena hampir mayoritas dari peserta reuni kalau merantau biasanya di Jakarta. Contact Person (CP) Chapter Daerah Asal bertugas menyiapkan sarana pendukung (tempat dan kelengakapan acara) sedangkan Contact Person (CP) Chapter Jakarta bertugas melakukan koordinasi teman-teman kita yang berada di Jakarta, misalnya dalam hal koordinasi waktu dan dana iuran (jika dibutuhkan.

Tentukan Waktu  Pelaksanaan. Diskusikan lah bersama teman-teman dalam forum online tersebut, menganai waktu pelaksanaan. Oleh karena, lokasi teman-teman kita  sudah terpisah-pisah kota atau bahkan Negara, maka sebaiknya ambil saat yang tepat dimana mereka bisa berkumpul kembali di kota asala mereka, yakni pada momen hari raya lebaran (idul fitri). Pada momen ini, biasanya orang-orang yang merantau akan mudik ke kampung halaman mereka. Pastikan lebih jauh, H plus berapa acara ini memungkinkan buat seluruh peserta reuni.

Kumpulkan Foto. Guna mendukung serunya acara reuni, ada baiknya, panitia mewajibkan atau menghimbau kepada seluruh peserta reuni untuk mengumpulkan foto-foto masa lalu, yang dikirimkan secara online melalui email atau BBM panitia secara personal. Mengapa secara personal? Karena foto-foto ini akan bisa menjadi sesuatu hal yang unik ketika ditayangkan pada saat acara reuni berlangsung. Sehingga suasana nostalgia pun semakin seru.

Tentukan Lokasi Reuni. Mencari dan menetapkan lokasi reuni merupakan kewajiban dari Contact Person (CP) Chapter daerah asal.  CP tersebut sekaligus harus bisa melakukan survey harga, makanan, serta kelengkapan sarana penyelenggaraan. Berapa harga per porsi? Apa saja menu yang ditawarkan? Apa saja kelengkapan sarana yang dibutuhkan? Viewer, LCD, sound system? Apabila akan diselenggarakan di salah satu rumah peserta reuni, pastikan juga kesanggupan dan lahan parkir yang tersedia. Apabila di selelnggarakan di sekolah, juga sudah melakukan koordinasi waktu dan tempat dengan pihak sekolah asal.

Dress Code atau Seragam. Untuk mengemas suasana reuni yang unik, bisa jadi diusulkan dress code yang akan dipakai saat reuni sekolah berlangsung. Akan menggunakan tema Batik, pakaian SD/SMP/SMA kala masa dahulu, atau memakai busana yang trend di tahun 80-an atau 90-an seperti celana baggy/Cut Bray, baju flannel, dsb. Tetapi juga dimungkinkan panitia membuat suatu seragam, misalnya kaos agar suasana menjadi egaliter tanpa perbedaan satu dengan yang lain sekaligus mengurangi kemungkinan reuni dijadikan ajang pamer baju mewah dan mahal.

Kado Silang. Kalau dipandang perlu dan memungkinkan, siapkan acara tukar menukar kado atau lazim dikenal dengan kado silang. Acara ini biasanya mampu untuk menghangatkan suasana karena ada unsur penasaran terhadap kado yang akan diterima dari teman-teman kita. Masing-masing bisa menyiapkan kado silang berupa: Buku Pelajaran ‘Favorit’ ketika sekolah dulu, topi SD masa itu, atau barang-barang khas dari kota dimana dia tinggal apabila ia seorang perantau yang sudah tidak tinggal di kota dimana sekolah asal berada.

Tukar Cerita Seru.  Sebagai pengisi Acara reuni, selain acara ‘kesan-kesan’ dan  ‘cerita diri kita’ yang biasanya sudah menjadi menu wajib acara reuni, sampaikan pada forum terlebih dahulu (agar mereka benar-benar mempersiapkannya) cerita-cerita “seru atau saru” semasa sekolah dulu, yang mungkin merupakan hal tabu untuk diceritakan ketika sekolah dulu, atau rahasia lucu atau asmara teman sekola Anda, dan masih banyak lagi.

Bintang Tamu. Jangan lupakan untuk menghadirkan bintang tamu dalam acara reuni tersebut. Bintang tamunya bisa jadi merupakan Mantan Guru Favorit, Wali Kelas kita, Mantan Guru kita yang paling ‘killer’ ketika itu, dan sebagainya. Mintalah pendapatnya mengenai masing-masing peserta reuni ketika masih bersekolah dulu. Sebagai balas budi atas jasanya selama kita semua dibimbing olehnya, maka tidak ada salahnya panitia dan teman-teman memberikan kenang-kenangan pada Beliau pada momen ini.

Foto Bersama. Last but Not least, pastikan bahwa acara ini diakhiri dengan acara foto bersama, lengkap dengan ‘bintang tamu’ yang diundang. Sehingga acara ini bisa menjadi sebuah kenang-kenangan manis bagi siapa pun yang hadir pada momen acara reuni sekolah ini.

Reuni : Sebuah releksi dan pengalaman pribadi

Mendatangi reuni  bagiku,  tentu saja menyenangkan. Bertemu teman yang mungkin sejak lulus sudah tidak berjumpa lagi. Itu mungkin sudah tahunan bahkan puluhan tahun lalu. Padahal mereka teman akrab atau teman sebangku kita. Kita pandangi mereka, ada yang berubah ada yang tidak, cuma kelihatan lebih tua. Dulu yang kurus sekarang gemuk, dulu tampak dekil, sekarang klimis bergaya metroseksual. Dulu tampak pemalu sekarang begitu pede.

Semua begitu beraneka. Kita mungkin akan tersenyum dalam hati, mereka yang kita jumpai  adalah teman berbagi suka dan duka. Mungkin pernah dihukum bersama karena terlambat dan ketahuan memanjat pagar sekolah. Atau sama-sama jatuh cinta pada seorang primadona sekolah dan lain sebagainya.  Diam-diam mungkin kita iri pada seorang teman. Bagaimana mungkin sekarang dia begitu kaya, karena kita tahu dia datang dengan mobil mewah dan ponsel berharga mahal. Bagaimana mungkin dia bisa berprofesi seperti itu. Padahal kita tahu dulu dia bodoh. Bahkan sering nyontek pada kita.

Kita mungkin akan geleng-geleng kepala bagaimana nasibnya begitu berubah drastis.  Tetapi seharusnya janganlah kita cemburu dulu. Bila ada yang positif, jadikan pelajaran. Jadikan contoh atau panutan. Bisa jadi ajang reuni memang untuk pamer sesuatu. Entah karier, keluarga yang dimiliki, harta, pengalaman, posisi di masyarakat dan lainnya.

Paling menyebalkan memang bila bertemu seseorang yang sadar benar apa kelebihannya, dan memamerkannya kemana-mana. Namun, yang seperti itu cuma satu dua. Yang lain dan masih banyak  yang tetap mau menerima kita apa adanya.

Bila ada cerita yang gagal, jadikan hikmah. Kenapa bisa seperti itu. Jangan sampai kita mengulanginya atau jangan sampai  terjadi juga pada jalan hidup anak kita. Bersyukurlah dan beruntunglah kita karena sudah mengalami jalan hidup yang seperti ini.

Mungkin sebelumnya kita merasa putus asa atau kecewa dengan hidup kita. Sekarang kita sadar bahwa ada yang lebih kurang beruntung nasibnya dibanding diri kita sendiri.
Reuni selalu diawali sebagai ajang bernostalgia atau temu kangen, namun selalu diakhiri oleh pertanyaan yang umum “what next?”.  Apa selanjutnya?

Untuk itu di awal perencanaan perlu ditentukan target yang ingin diraih, misalnya: sekadar ingin memperbaharui (update) database, menghidupkan kembali  Ikatan Alumni, membuat kegiatan-kegiatan lain seperti halalbilhalal, arisan, atau cukup berupa aktivitas olahraga rutin seperti futsal atau olah raga lainnya.

Reuni dapat pula menggalang potensi dari anggota. Misalnya pengumpulan dana abadi dari anggota yang sukarela namun dilakukan secara berlanjut yang nantinya bunganya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan anggota, misalnya membuat kegiatan Usaha Kecil Menengah, membantu bea siswa bagi keluarga anggota yang kurang mampu, dan lain sebagainya. Meskipun nilainya kecil namun bila dikumpul secara rutin dari semua anggota hasilnya akan terasa.

Reuni bukan sekadar hura-hura tanpa makna. Reuni harus bermakna sebagai alat pemersatu. Memang, bersatu bukan harus seragam, apalagi sama. Bersatu akan lebih punya makna karena keberbedaan yang sudah ada dan harus ada, baik perbedaan tingkat sosial ekonomi, beda pendidikan, beda suku dan rasa serta perbedaan lainnya yang ada pada kita.
Sekarang, bila ada undangan reuni, luangkan waktu untuk datang. Jangan malu dan ragu untuk menghadirinya. Apapun yang terjadi bisa menjadi hal yang positif bagi Anda.

Kalau masa lalu itu indah, siapa tahu masa depan bisa lebih indah..!!!

Seorang Teolog Ameriks Tryon Edward (1809-1894) mengatakan :

“Every parting is  form of death, as evry reunion is type of heaven”

Setiap perpisahan adalah suatu bentuk kematian, seperti halnya setiap reuni yang adalah sejenis surga”

(tambah kurang dari berbagai sumber)

JSP  Guwek 83 
eks III/4




Tidak ada komentar:

Posting Komentar