Selasa, 04 Juni 2013

SUDAHKAH SAMPAI WAKTUNYA?

MUNGKIN SUDAH SAMPAI PADA WAKTUNYA...!!!

Untuk segala sesuatu itu ada saatnya, untuk apapun di bawah lagit ada waktunya. Semua yang bermula pasti ada waktunya akan berakhir, ada waktu untuk lahir ada waktu harus meninggal, ada perjumpaan ada pula perpisahan. Kita tidak bisa mengetahui semua jawaban terhadap misteri hidup ini. Perjalananan hidup kita sebenarnya adalah "pencarian jawaban" atas banyak pertanyaan dan persoalan yang tiada pernah berakhir.

Begitu dinamisnya apa yang dialami oleh setiap manusia, kadang kita bisa gembira dan bersuka cita tapi sering pula kita musti mencucurkan air mata kesedihan. Dalam 'suatu titik waktu tertentu' bahkan sering kita bisa merasakan kasih sayang yang begitu mendalam dari seseorang sementara pada saat yang sama hati kita penuh benci dan dendam terhadap yang lainnya.

Ada waktu untuk perang, ada waktu untuk berdamai. Ada waktu untuk mencari untung tetapi ada juga saatnya kita membiarkannya merugi. Ada waktu untuk menyimpan, ada pula masanya untuk secara ikhlas membuang. Ada waktu untuk meratap ada waktu untuk menari dan bernyanyi, ada waktu untuk merombak ada waktu untuk membangun.

Kita memang tidak pernah menuntut untuk dilahirkan, kita pun tidak pernah meminta perjalanan hidup kita berakhir dengan kematian. Kita semua mengalami proses perubahan dari bayi, kanak-kanak, bocah kecil, remaja, dewasa, lalu menjadi tua, pikun dan rapuh tiada daya. Kita seperti sedang melakoni sebuah peran dalam cerita panjang kehidupan. Dan dalam setiap peran pasti mempunyai tugas dan membuahkan pembelajaran.

Ketika menjadi seorang anak, kita musti berbakti dan hormat kepada orang tua kita.  Ketika menjadi orang tuapun kita juga dituntut agar bisa menjadi tempat berlindung yang hangat dan penuh kasih bagi anak-anak kita. Menjadi apapun kita, entah anak ataupun orang tua, jangan lupa untuk tetap selalu bekti dan menghormati para leluhur yang telah menurunkan kita dan mewarisi banyak hal yang berharga untuk kehidupan kita sekarang. Yang masih tetap sayang kepada anak keturunannya, njangkung lan njampangi meskipun kini tanpa raga dan pindah dunia.  Kacang aja ninggalake lanjarane.

Ketika suatu saat kita berperan sebagai seorang 'pemimpin', janganlah kita kemudian bertindak semena-mena kepada bawahan. Menjadi seorang pemimpin harus peka terhadap perubahan, seperti seorang ksatria yang akan selalu siap sedia berada di garda depan ketika masalah menghadang dan bukannya mengorbankan anak buahnya demi keselamatan dirinya dan terlalu gampang meng-kambinghitamkan bawahannya dalam segala urusan yang gagal. Menjadi pimpinan janganlah terlalu mudah dikompori atau  di-kipas angin-i oleh bawahannya ketika harus mengambil keputusan penting, tetapi harus mempertimbangkan dan memperhatikan semua masukan sehingga tidak salah mengambil keputusan. Demikian juga sewaktu kita menjadi anak buah atau bawahan harus memiliki sikap setia, patuh dan taat menjalankan tugas yang dipercayakan pimpinan kepada kita sejauh masih dalam koridor dan ruang lingkup tanggungjawab kita masing-masing.

Makin bertambah usia kita, seharusnya kita juga semakin arif dan bijaksana makin sabar dan legawa.
Kita semakin mampu menempatkan diri pada posisi di mana kita musti berada. Tak perlu merasa paling hebat sendirian. Tak perlu takut ketika ditinggalkan. Tak harus putus asa saat gagal, tak harus lupa di tengah keberhasilan. Akan ada masa dimana kita berada dalam posisi sangat tertekan, menjadi orang  yang tidak dihargai meskipun kebaikan sudah kita lakukan dengan keikhlasan dan ketulusan.

Selama proses kehidupan berjalan, kita akan merasakan dan dihadapkan  untuk memilih dan menerima. Ada saat dimana kita dihadapkan pada keputusan yang sulit, ada masanya kita sama sekali tidak bisa memilih. Ada waktu ketika kita butuh memeluk orang lain untuk menunjukkan empati dan rasa sayang  kita. Tapi ada waktu ketika kita harus menolak memeluk mereka karena kasih sayang yang kita berikan sering disalahartikan.

Setiap orang ada masanya dan setiap masa pasti ada orangnya.

Pergumulan batin menjalani dari suatu masa ke masa berikutnya, tentu tidaklah mudah, butuh kesabaran dan kesiapan. Hidup di alam marcapada ini hanyalah sementara saja, akan bijaksana kalau kita persiapkan sebaik-baiknya karena kita tidak pernah tahu kapan dan dimana kita akan jatuh terpeleset dan terjerembab. Bersabar di kala sulit, berbagi ketika punya, akan terasa indah karena saling melengkapi. Oleh karena itu janganlah terlalu sedih ketika semuanya pergi, hilang dan tak kan kembali. Banyak orang yang datang dan pergi dalam kehidupan kita, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.

Semuanya akan indah pada waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar